oleh:, Ella Nur Annisa kelas V SDN 2 Keling.
Bapak
ibu dewan juri yang saya hormati, serta rekan-rekan yang saya sayangi.
Perkenankanlah saya akan berpidato dengan tema semangat persatuan dan kesatuan.
Pemuda
adalah harapan bangsa, itu adalah kata orang bijak. “Bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh” itu adalah suatu pepatah yang sering kita dengar, juga
sering kita ucapkan. Sudahkah kita menjalaninya, dan melaksanakannya dengan
baik?
Teman-teman,
kita membaca sejarah keadaan bangsa dan negeri ini sebelum merdeka dan
sekarang. Sebelum merdeka pemuda berjuang
terpisah-pisah, antar daerah, antar suku itu tak menghasilkan apapun.
Namun setelah adanya persatuan pemuda antar suku, antar daerah hasilnya
penjajah dapat diusir dari negeri ini, kemenangan kita capai. Itulah awal
terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai
pelajar dan pemuda yang harus memajukan bangsa dan Negara. Harus rajin belajar,
berlatih dan bekerja keras, agar tidak tertinggal dengan Negara-negara yang
sudah maju. Untuk itu perlu adanya semangat persatuan dan kesatuan. Semangat
persatuan tidak hanya di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan bangsa
Indonesia saja tetapi harus sampai ke manca negara.
Tema-teman,
kita sebagai warga Negara Indonesia yang patuh, harus menjujung tinggi dasar
Negara Pancasila dan mengamalkan nialai sila-sila yang terkandung didalamnya,
terutama sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”
Dengan
persatuan dan kesatuan yang kuat, akan menjauhkan diri kita dari iri dan
dengki. Alangkah indahnya jika persatuan dan kesatuan tumbuh dan terjalin
dengan erat dihati para pemuda dan pelajar Indonesia sejak dini. Niscaya kita
akan jauh dari pertentangan pendapat, tawuran antar pelajar dan persengketaan
antar suku.
Semangat
persatuan dan kesatuan juga merupakan senjata paling ampuh, untuk mencapai perdamaian
dan kemajuan bangsa. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semangat
persatuan dan kesatuan juga memperluas pengetahuan di segala bidang dari dalam
dan luar negeri. Dengan semangat persatuan dan kesatuan pula akan terwujud baldatun
toyibatun warobbun ghofur.
Teman-teman
demikian pidato yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Maju terus pantang menyerah.